Kutipan dari Ajenangelinaa

Lalu kuraih pasangan sehati kopi, sebatang rokok.

Aku tak mau mati dengan jantung rusak tetapi berhenti merokok sama saja dengan mati bagiku.

Dunia sudah terlalu penuh oleh orang yang berpura-pura. Jadilah beda.

Bunyi hujan yang memekakkan telinga ini adalah tangisan perpisahan awan-awan yang berubah menjadi air kembali.

Karena pada akhirnya kemunafikan akan menenggelamkanmu dalam kesepian paling sepi.

Mungkin kau benar, kita ini air yang berubah menjadi awan melewatkan waktu bersama yang indah tapi tak bisa bertahan lama karena kita harus kembali menjadi air.

Begitulah cara otak kita bekerja, dia membuang semua stres lewat mimpi.

Buat apa bersama orang yang kau cintai kalau dia masih terjebak di masa lalu.

Kadang untuk menjadi bahagia kamu hanya perlu bersyukur dan merelakan.

Kali Pertama kita mengira-ngira tentang kukira.

Aku terus membuat orang lain senang, sementara itu diriku sendiri berteriak-teriak minta tolong.

Apakah kau menyadari beberapa temanmu menjauh? Itu wajar karena tidak semua orang bisa menemanimu melangkah.

Kupandangi hujan yang bernafsu menyentuh tanah menimbulkan suara memekakkan telinga dari jendela dan seketika aku mengingatmu.

Seharusnya aku tau hati itu ibarat amoeba. Mereka bisa terbelah dua yang satu milikmu yang satu lagi miliknya.

Selimut menyelimuti tubuhku, lumayan mengenyahkan udara dingin khas hujan.

Takdir buruk jika kita lebih mengutamakan kepala dan perut. Takdir baik jika kita lebih sering mendengarkan kepala dan hati.

Ahh! hujan selalu membuatku terbayang akan dirimu.

Kalau masa lalu sendiri saja masih dipikirkan, apalagi masalalu orang lain.

Bahagia bukan berarti menjalani hubungan dengan orang yg kita sayang. Tidak. Bahagia berarti kamu benar-benar menikmati hubungan itu. Tak mesti terganggu dengan masa lalu. Tetap berusaha walau banyak halangan. Merasa nyaman dan aman.

Intinya adalah jangan khawatir tentang hari esok. Jalani hari ini dengan riang gembira.