Kutipan dari Arswendo Atmowiloto

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Arswendo Atmowiloto. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Arswendo Atmowiloto

Arswendo Atmowiloto

Sastrawan, budayawan dan penulis asal Indonesia

1948 - 2019

Arswendo Atmowiloto merupakan seorang penulis sekaligus sastrawan dari Indonesia. Ia lahir di Solo, tanggal 26 November 1948. Nama aslinya adalah Sarwendo, namun karena dianggap kurang komersial kemudian diubah menjadi Arswendo. Sedangkan Atmowiloto adalah nama ayahnya. Selain masih aktif menulis, ia juga mempunyai rumah produksi sinetron. Beberapa karyanya antara lain Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974), Dua Ibu (1981), Dukun Tanpa Kemenyan (1986), Keluarga Cemara 1, Keluarga Cemara 2 (2001), Keluarga Cemara 3 (2001), Kau Memanggilku Malaikat (2007) dan lain-lain.

Menampilkan 1 - 17 dari 17 kutipan

Kepasrahan - penyerahan secara ikhlas - adalah sesuatu yang wajar. Bukan kalah. Bukan mengalah.

Saya tidak merasa turun pamor atau naik gengsi dengan menjadi wartawan, penulis teks iklan atau presiden, atau sekadar peneliti komik atau acara televisi. Saya tidak merasa bergoyang dari sikap kepengarangan saya, selama saya masih bisa jujur, kreatif, dan terbuka.

Tidak semua yang ada di dalam penjara itu napi. Dan tidak semua napi berada di dalam penjara.

Istilah korupsi, suap, pembobolan, mark up, catut, artinya sama. Tidak jujur. Artinya sama, tidak menuju ke keadilan sosial. Artinya, merampas nyawa kehidupan lain.

Ia merasa bahwa pengabdian dirinya adalah bagian yang pokok dari mengutarakan rasa bersyukur.

Sumber: Canting

Wujud cinta adalah air mata.

Sumber: Kau Memanggilku Malaikat

Kalau aku mati, aku tak bisa minta dikremasi. Atau dibuang ke laut atau dikubur biasa. Terserah, mati bukan milikku lagi.

Sumber: Rabu Rasa Sabtu

Semangat kejujuran ada dalam hati, dalam batin, dalam sukma yang mengatasi ikatan-ikatan yang membatasi diri kita.

Kalaupun berbuat jahat, lebih baik bertobat meskipun tidak menyesal, daripada menyesal tapi tidak bertobat.

Ada yang mengatakan saya ini gila menulis. Ini mendekati benar, karena kalau tidak menulis saya pastilah gila, dan karena gila makanya saya menulis.

Kekuasaan menjadi tidak baik ketika dia dimenangkan kepada kekuatan lain yang ada.

Manusia hidup menunggu untuk mati.

Ia tahu apa yang menjadi haknya, lewat jalan apa pun akhirnya akan jatuh ke tangannya pula. Sebaliknya apa yang belum menjadi miliknya, diberikan di depan mulut pun akan jatuh ke tanah. Gusti Allah sudah mengatur semuanya.

Sumber: Canting

Kekuasaan menjadi kuat ketika disangga, ditopang banyak kekuasaan. Bukan disatukan.

Dari satu kerusakan, bisa dilahirkan perbaikan, meskipun juga melalui perusakan.

Kehidupan justru terasakan dalam menunggu. Makin bisa menikmati cara menunggu, makin tenang dalam hati.

Bukankah ini indah? Melihat keindahan orang yang kita cintai-pernah sangat dan masih teringat, berbahagia?

Kutipan-kutipan dari Arswendo Atmowiloto di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka