Kutipan dari Bernard Batubara
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Bernard Batubara. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Bernard Batubara
Penulis dari Indonesia
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Menampilkan 1 - 20 dari 185 kutipan
Kau lah yang memiliki kuasa atas dirimu sendiri. Jalan yang kau lihat akan selalu gelap kalau kau memandangnya demikian. Aku percaya di dalam hatimu masih ada matahari kecil yang kau tutupi. Bukalah sejenak, Fa. Dan kau akan menyadari betapa indahnya pelangi yang selama ini kau hindari. Perasaanmu itu.
Setelah gemuruh beserta bising petir dan pemandangan kelam yang dibawa awan - awan hitam, ada pelangi yang selalu mengingatkanmu bahwa kehidupan selalu bisa dinikmati dengan cara yang lebih baik.
Cinta tak pernah mulus. Semakin panjang semakin rumit, semakin sulit pula menjaganya agar tak tumbang dihajar angin kencang atau jatuh tersandung kerikil.
Cinta itu hitam dan putih ada gelap dan terang. Cinta gak selamanya penuh keindahan dan kejelasan, tetapi juga punya bagian gelap yang selalu bikin tersesat.
Seperti lukisan yang sangat indah, namun tak terjelaskan. Seperti rasa perih dan kehilangan yang tersamarkan oleh cinta yang sebentar.
Jika memang hujan itu masalah buatmu, mestinya kau menghadapinya langsung, bukan malah menghindarinya dengan memakai payung. Kau tidak menikmati hidup jika terus lari dari masalah.
Balikan lagi sama mantan tuh ibarat mungut lagi bekas makanan yang udah lo buang. Mau lo makan lagi? Hebat!
Ibarat ranting pohon patah, mau disambung pakai apa juga nggak bakal bisa balik keadaannya kayak semula.
Gak selamanya cinta itu penuh kejelasan. Gak selamanya cinta itu pasti, pasti hitam dan pasti putih. Pasti menderita dan pasti bahagia. Pasti jatuh cinta dan pasti gak jatuh cinta. Pasti senang dan pasti kecewa. Pasti jadian dan pasti putus.
Sesuatu yang berwujud satu, tetapi memiliki dua nama: luka dan kenangan. Yang satu membuatmu ingin melangkah jauh, yang satu lagi memaksamu untuk mendekat lagi. Tarik menarik antara mereka biasa kau sebut: cinta.
Pengkhianatan lebih menyakitkan daripada maraton bertelanjang kaki, kau tahu? Katakan kepadaku apa yang lebih buruk daripada seorang sahabat yang merebut kekasihmu?
Aku duduk di pinggir trotoar depan sekolah. Aku menggambar. Aku duduk menggambar setiap sore. Aku menggambar sendirian. Tidak ada yang menemani aku. Aku tidak punya teman. Aku punya pensil dan penghapus. Aku punya spidol dan penggaris. Aku punya krayon dan buku gambar. Aku punya buku catatan dan kertas-kertas. Aku punya bujur sangkar. Aku tidak punya teman.
Bukankah kisah cinta selalu begitu? Di balik hangat pelukan dan panasnya rindu antara dua orang, selalu tersimpan bagian muram yang tak nyaman. Sementara, setiap orang menginginkan cinta yang tenang- tenang saja.
Namun sekarang yang kupunya hanya sepasang kaki yang ingin berlari lebih jauh dan napas yang ingin membuang lebih banyak. Aku ingin meninggalkan kenangan pahit itu sejauh yang aku mampu. Dan aku tahu aku mampu. Atau kukira, aku mampu.
Tinggallah di rumah saja, Hamidah, bintang-bintang di langit dan rembulan purnama tak menginginkanmu keluar rumah, mereka cemburu dengan parasmu yang eloknya mengalahkan kesempurnaan pesona dewi-dewi nirwana. Jika kau keluar juga, kau akan meletakkan hidupmu dalam bahaya.
Kepada daun; sebagai setitik embun, tak ada yang bisa kuberikan selain sejuk tubuh rapuhku. Aku akan segera mati, cintailah embun yang lain.
Purnama kedua telah terbentuk sempurna di atas sana. Perempuan janda beranak satu itu tengah bersenandung sendirian di atas papan di pinggir sungai tempat ia biasa mandi. Tentu saja, senandungnya hanya terlantun di dalam dada. Menyatu bersama kesunyian gelombang kecil Sungai Kapuas dan kepak sayap burung-burung di udara.
Sebagai angin, tak ada lagi yang membuatku gembira selain berkelana dari satu pagi ke pagi lain, singgah sebentar dan berangkat pagi. (angin)
Terkadang, tidak ada pilihan lain untuk menghindar dari rindu yang menyakitkan, selain menjauh dan perlahan melupakan.
Cinta itu harus tegas. Kalo iya, harus iya, kalo nggak, harus nggak. Harus ada batasan yang jelas antara cinta dan gak cinta. Harus diperjelas antara suka dan gak suka.
Kutipan-kutipan dari Bernard Batubara di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.