Kutipan dari Dian Mariani

Seperti seribu kupu-kupu. Bernyanyi dan berbisik riang tanda rindu. Bagaimana rasamu?

Kata orang, kalau udah sekali selingkuh, seterusnya jadi kebiasaan. Ada kemungkinan dia bakal selingkuh lagi.

Hidup itu dibikin ringan aja. Nggak usah terlalu dipikirin, tapi dijalanin.

Kalau orang nggak bisa minum satu sedotan dengan orang lain, artinya dia nggak nyaman sama orang itu.

Kita hanya dua orang kawan yang ingin bertemu kebetulan. Di persimpangan jalan. Ingin kembali ke masa lalu yang nyaman atau sama-sama menatap ke masa depan?

Cinta yang tak egois itu, ternyata tidak ada. Tak ada juga yang namanya cinta yang merelakan.

Gimana khawatirnya seorang cewek kalau orang yang disayang jauh? Apalagi harus naik pesawat tiap hari?

Jangan menikah karena harus. Menikahlah karena ingin. Ingin dan yakin.

Mana yang lebih sulit; berusaha menahan perasaan dari orang yang masih mencintai mantan pacarnya, atau meraih mantan pacarnya untuk kembali?

Gorengan itu nggak haram kok. Cuma harus dihindari.

Masa lalu itu sejarah yang nggak bisa diubah. Kalau itu yang selalu kamu perdebatkan, nggak ada gunanya.

Memaafkan nggak sama dengan melupakan.

Rugi kalo orang nggak passionate sama kerjaannya.

Bacaan itu gunanya untuk menghibur. Kalau novelnya sad ending, bisa kepikiran, jadinya malah bikin susah, kan?

Kalau hanya ada yang menggoda sementara tidak ada yang tergoda, hubungan itu toh tak akan berlanjut.

Kita punya kewajiban memberikan yang terbaik. Kalau nggak, artinya kita berutang pada perusahaan.

Lama-lama terbiasa. Dari dulu Jakarta macet.

Masa lalu nggak akan kembali. Tapi orang-orang dari masa lalu, masih mungkin datang lagi.

Masa lalu nggak perlu diungkit-ungkit.

Mereka itu masa lalu. Tapi kadang, kita sulit beranjak dari kenangan itu.