Kutipan dari Lala Purwono

Komitmen, kesetiaan, nafsu, dan cinta adalah bagian dari pernikahan.

Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bertanya ini - itu, kita malah lelah sendiri.

Cinta dan logika itu seperti pagi dan malam. Tak bisa ada bebarengan.

Cinta nggak ada urusan umur sama gelar, sama status sosial, sama apapun.

Menunggu seseorang terlalu lama tanpa ada kepastian bisa disebut kebodohan akut.

Alih-alih membuat orang lain mengerti perasaan kita, membuat orang lain berhenti, bertanya-tanya tentang hal-hal yang membuat kita gerah, mengubah mereka jadi orang-orang yang tidak sering bertanya tentang hal-hal yang sensitif. Kenapa bukan kita saja yang berubah?

Hidup yang dihantui pertanyaan-pertanyaan itu sama sekali nggak nyenengin loh. Kayak malas jalan ke depan karena tahu kamu meninggalkan sesuatu di belakang, tapi kamu sudah terlanjur memacu pedal gasmu.

Dan ketika waktu yang tepat itu tiba, kamu bakal tahu kenapa Tuhan menyuruhmu menunggu.

Setiap orang punya ruang-ruang di hatinya.

Jangan menyalahkan dirimu sendiri hanya karena kamu menjadi perempuan yang sukses. Ini bukan sesuatu yang patut disesali. Kalau lelaki-lelaki itu nggak bisa mengapresiasi itu, ya salah mereka sendiri.bukankah seharusnya mereka merasa beruntung karena kita nggak perlu nodongin dompet mereka saat kita butuh?

Kamu bakal menghabiskan seumur hidupmu mencari jawaban-jawaban yang sebenarnya nggak pernah kamu tahu. Itu buang waktu banget, kan?

Tapi menikah adalah keputusan sekali seumur hidup, kan? Aku harus punya alasan yang tepat kenapa aku harus menikah.

Anda akan tahu bahwa Tuhan melakukan segalanya untuk alasan yang luar biasa.

Cinta memang datang mengetuk pintu hatiku, tapi tidak hatinya.

Kalau elo udah yakin dengan kapasitas dan kemampuan diri elo sendiri, elo nggak bakal mengkhawatirkan apapun.

Cinta bukan kompetisi: siapa lebih hebat dari siapa.

Cinta bukan kompetisi; siapa lebih hebat dari siapa. Kalau cinta adalah semacam kompetisi, pada akhirnya nanti akan menghasilkan seorang pemenang. Dan, tentu saja, ada seseorang yang akan kalah. Kalau sudah begini, apa itu masih disebut cinta?

Janganlah kamu menikah dengan seseorang yang kamu pikir bisa hidup selamanya bersamanya. Tapi, nikahlah dengan seseorang yang tanpanya kamu tak bisa melanjutkan hidup.

Jatuh cinta kayak orang yang nggak pernah bisa ngebedain mana yang benar dan mana yang salah.

Kamu terlalu merendahkan dirimu sendiri. Laki-laki manapun bakal bersyukur kalau bisa ngedapetin kamu.