Kutipan dari Salman Rushdie

Dua hal yang membentuk fondasi masyarakat terbuka - kebebasan berekspresi dan aturan hukum. Jika Anda tidak memiliki hal-hal itu, Anda tidak memiliki negara yang bebas.

Ketika pikiran menjadi sangat menyakitkan, tindakan adalah obat terbaik.

Apa itu kebebasan berekspresi? Tanpa kebebasan untuk menyinggung, itu tidak ada lagi.

Bahasa adalah keberanian: kemampuan untuk memahami suatu pikiran, untuk berbicara, dan dengan melakukannya untuk menjadikannya benar.

Sangat, sangat mudah untuk tidak tersinggung oleh buku. Anda hanya perlu menutupnya.

Ada yang tidak beres dengan kehidupan spiritual planet ini... Terlalu banyak setan di dalam diri orang yang mengaku percaya pada Tuhan.

Apa yang nyata dan apa yang benar tidak selalu sama.

Kehidupan kita mengajari kita siapa kita.

Sejak awal manusia menggunakan Tuhan untuk membenarkan yang tidak dapat dibenarkan.

Bagaimana Anda mengalahkan terorisme? Jangan diteror.

Begitulah sifat ajaib dari masa depan orang buangan: apa yang pertama kali diucapkan dalam ketidakmampuan apartemen yang terlalu panas menjadi nasib bangsa-bangsa.

Cakrawala saya telah menyusut dan saya hanya memiliki akhir untuk ditulis.

Cerita dalam keluarga sangat penting. Setiap keluarga memiliki cerita: sebagian lucu, sebagian bangga, sebagian memalukan, sebagian memalukan. Mengetahui mereka adalah bukti milik keluarga.

Jika Anda ingin menceritakan kisah yang tak terhitung, jika Anda ingin memberikan suara kepada mereka yang tidak bersuara, Anda harus menemukan bahasa. Yang berlaku untuk film maupun prosa, untuk film dokumenter serta otobiografi. Gunakan bahasa yang salah, dan Anda bodoh dan buta.

Keaktifan sastra terletak pada keistimewaannya, dalam menjadi individu, visi istimewa dari satu manusia, di mana, yang membuat kami senang dan terkejut, kami dapat menemukan visi kami sendiri yang tercermin.

Kebebasan berbicara adalah segalanya, seluruh permainan bola. Kebebasan berbicara adalah kehidupan itu sendiri.

Menghormati agama 'telah menjadi frase kode yang berarti' takut beragama. 'Agama, seperti semua ide lain, pantas dikritik, sindiran, dan, ya, rasa tidak hormat kita yang tak kenal takut.

Novel ini tidak berusaha membangun bahasa yang diistimewakan tetapi menekankan pada kebebasan untuk menggambarkan dan menganalisis perjuangan antara kontestan yang berbeda untuk mendapatkan hak istimewa tersebut.

Pesona dari menjadi yang terlarang tidak bisa diremehkan.

Roti dan buku: makanan untuk tubuh dan makanan untuk jiwa - apa yang lebih layak untuk kita hormati, dan bahkan cinta?