Kutipan dari Syifa Khairunnisa

Mendung tak selalu murung, ketika kau mau tersenyum, maka itulah mentari yang kau ciptakan sendiri.

Suka hujan tapi takut petir, itu semacam suka seseorang tapi takut melihat keburukannya.

Kamu ingin cinta. Tapi takut jatuh cinta. But you know what? Kadang-kadang kamu harus terjun dan basah untuk tahu air. Bukan cuma nonton di pinggir dan berharap kecipratan.

Kau pergi terlalu jauh,dan inilah mengapa aku sering menulis puisi. Tubuhku lebih mudah menemukanmu lewat kata-kata daripada kacamata.

Beri aku waktu untuk tidak lagi menginginkan tatapanmu. Tak lagi mengingat separuh janjimu, untuk selalu menjadi telingaku. Beri aku waktu untuk tak lagi jatuh dalam rindu, yang tidak pernah menjadi mimpimu.

Ketawa itu simple ketika kau mampu menyibukkan diri tanpa mengingat apapun yang menyakitkan.

Ini hidup bukan instagram, ngasih ati gak segampang klik dua kali.

Namanya juga hidup. Waktu senang dibilang sombong. Waktu susah boro-boro ditolong. Waktu senang dibilang lupa. Waktu susah dilupakan.

Jauh sebelum kamu datang, saya pernah menjadikan dia sebagai satu-satunya. Tetapi baginya, saya tidak ada artinya. Dan kini setelah kamu datang, saya tahu bagaimana rasanya dihargai dan memiliki arti.

Karena detik yang berlalu akan menjadi kenangan. Jangan remehkan kebersamaan sebelum waktu mengajarimu arti sebuah kehilangan dan kamu hanya bisa menyalahkan keadaan.

Aku benci titik, ia tidak tegas, namun mengakhiri.

Nangis buat orang yang gak tahu kalo dia tangisin? Simpan air mata lo buat orang-orang yang bener-bener sayang dan peduli sama lo.

Jangan takut akan sebuah perubahan. Karena hidup belajar dari sebuah perubahan, untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kau tahu apa yang paling aku benci? Pergi tanpa pamit dan datang kembali tanpa rasa bersalah.

Kalau memang setia, takkan bisa direbut. Hubungan cuma bisa hancur kalau yang merebut juga direspon oleh yang direbut.

Untuk sementara jauh duku tak apa. Perasaan indah bukan berarti harus mata bertemu mata.

Dunia adalah sebuah buku, dan mereka tidak melakukan perjalanan hanya dengan membaca satu halaman.

Kau adalah kesalahan terindahku, yang samapai kini masih aku simpan dalam sebuah rasa.

Meskipun kita lupa hari dan tanggalnya, tapi kita tak pernah lupa kenangan di dalamnya.

Bukannya tak berani mencoba. Terkadang seseorang hanya takut terjebak kenyamanan, lalu melupakan apa yang seharusnya diperjuangkan.