Kutipan dari Wira Nagara

Ada rindu yang selalu jatuh di terik sepi yang lupa berteduh.

Senja tak pernah salah hanya kenangan yang membuatnya basah.

Aku tak pernah menyesal akan keputusanmu memilihnya. Yang aku sesalkan, tiada setitikpun kesempatan bagiku untuk membuatmu bahagia.

Bagaimana mungkin aku pergi jika bayanganmu masih saja menghiasi mimpi?

Cinta tak selamanya tentang kepemilikan. Tapi cinta adalah tentang keikhlasan. Terimakasih untuk segala rasa.

Hal yang paling sulit dalam mencintai, adalah memulainya. terutama membuka hati, setelah membereskan yang lama.

Bagaimana mungkin aku berpindah jika hanya padamu hatiku bersinggah?

Bukan perih yang aku ratapi, tapi pengertian yang tak pernah kau beri.

Bagaimana mungkin aku menjauh jika hanya padamu keangkuhanku meluluh?

Saat mencintaimu bukan hanya sekedar lamunan.

Terkadang cinta itu bagai Proklamasi. Bisa kita rasakan dengan seksama, lalu hancur dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Adalah sepi yang akhirnya mengumpulkan lara. Menutup paksa katup bahagia, pada hati yang terbiasa oleh kecewa.

Sungguh rindu membuat kebodohan terasa begitu cerdas.

Saat lantunan rindu adalah alasan setiap pertemuan.

Cinta membuat kita mengerti, ada bahagia sebelum patah hati.

Kesalahanku, menjadikanmu alasan segala rindu.

Jadi, sudah sarapan? atau masih mengharap balas pesan? tinggalkan! buat apa menunggu, lebih baik kau isi tenaga untuk cinta yang baru.

Aku ingin sibuk sesibuk-sibuknya untuk sukses sesukses-suksesnya. Agar kau percaya penyesalan bisa datang bersamaan dengan perpisahan.

Tingkat sepi paling mengerikan, adalah sepi dalam keramaian.

Waktu akan menamparmu dengan sangat bijaksana.