Kutipan dari Yetti A. KA

Aku menunggu orang yang tidak akan pernah datang. Bukan karena ia seorang pengkhianat, melainkan kami memang tak pernah berjanji.

Di bawah pohon yang hampir mati ini, aku tak lagi mengenal rindu (ke siapa pun itu), sebab kini aku hidup bukan untuk itu melainkan menunggu seseorang yang tak akan datang.

Aku tak ingin bahagia, itu yang sering ia katakan, tanpa pernah bosan, dan tanpa sekali pun ada yang mau paham.

Betapa menyenangkan baginya ditunggu seseorang yang tak menuntut apa-apa.

Apa kau tetap bisa bersamaku meski bukan ini yang sungguh-sungguh kauinginkan?

Aku memang paling suka menunggu. Tidak peduli apakah orang itu akan datang atau tidak.

Hanya melakukan apa yang kuinginkan. Hanya mau merasakan hidup tidak bahagia.

Ia hanya ingin hilang dari hidupku seperti dulu-dulu. Sangat sederhana.

Ia tak bisa menerima kesempurnaannya.

Jangan memaksa dirimu mengerti kalau kau memang tidak bisa.

Ia merasa satu-satunya tujuan orang hidup di dunia ini adalah mencari kebahagiaan dan ia bahkan tak perlu melakukan apa-apa lagi untuk mendapatkannya.

Kadang detik itu terasa cepat, kadang begitu lambat. Kadang aku merasa menunggu itu menyenangkan, kadang melelahkan, terlebih jika sudah berjam-jam.

Semakin ia mendapat kebaikan lelaki itu, maka ia kehilangan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lahir dari dalam dirinya sendiri.