Kutipan dari Eidelweis Almira

Masa lalu yang menyedihkan memang tak harus diingat, dikenang kalau hal ini bisa menjadi boomerang untuk cinta di masa depan.

Kesetiaan dan kehormatan bagi persahabatan sejati memerlukan pengorbanan besar untuk sebuah amanah yang tak boleh diingkari.

Cinta sejati tak akan kenal rasa patah hati meski tak bisa memiliki. Namun cinta sejati selalu teruji ketahanannya tak lekang termakan waktu, hujan, panas maupun angin.

Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang hidupmu itu sudah dikadar oleh Tuhan, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak kurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah. Rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’ (hati) yang menampungnya. Jadi, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah kuno yang tepat bagi kita untuk bisa membangun masa depan dengan keahlian masing-masing, dan saling mendukung satu sama lain.

Sahabat akan selalu menjaga amanah dan siap saling memaafkan atas kesalahan masa lalu. Lebih baik jujur dengan semua keburukan daripada nampak baik dengan sekian kebohongan.

Bersahabat, menyatu, mengetahui diri sendiri kadang sulit, namun itulah sejatinya yang bisa membantu diri kita dan sesama. Mencintai memberi dengan sahaja apa yang ada dalam diri tanpa lelah.

Mencintai dengan sederhana tanpa melihat materi maupun fisik yang akan membuahkan cinta yang kuat tanpa takut kehilangan.

Naluri yang bicara ketika persahabatan terjalin dengan baik. Tidak memandang siapa dengan siapa. Sentuhan rasa yang bicara.

Cinta yang dikhianati akan makan hati bahkan bisa membuat mati pemiliknya. Namun, hal itu akan jadi sebuah kebodohan saat kita begitu mengkultuskan cinta yang telah ada.

Cinta yang kandas tak membuat terus terempas dalam derita tanpa batas, cinta yang besar akan membuatnya tegar.

Kesamaan nasib membuat sebuah persahabatan terjalin manis meski sering bermuara tragis dan tangis. Namun kekuatan semangat dan doa sahabat akan menyembuhkan segala luka.

Memaafkan dan melupakan kesalahan sahabat, kunci langgengnya sebuah persahabatan. Memahat kebaikan cukup di dalam hati tanpa takut terhapus nanti.

Cinta yang datangnya sesaat, perginya pun akan dengan cepat tanpa permisi.

Ketika cinta datang tak diundang, perginya pun tak akan bisa terhalang. Cinta terkadang bukanlah jodoh kita.

Patah hati lalu depresi hal yang manusiawi. Namun segeralah untuk bangkit kembali saat terpuruk karena cinta yang tak bisa dimiliki. Semua sakit pasti ada obatnya.

Persahabatan adalah bisa saling mengerti, memahami, dan mengisi tanpa pamrih dan akan selalu merasa senasib seperjuangan dalam suka duka.

Cinta yang tertunda bisa diharapkan akan hadir kembali, namun saat waktu telah mengubah segalanya menjadi beda, maka cinta apa adanya yang harus diterima.

Hal paling sulit bersahabat dengan diri sendiri, menyaring gangguan buruk dari luar, menyadari pribadi yang baik dan bisa bermanfaat bagi sesama.

Patah hati hanya bisa sementara saja. Semua akan indah pada saatnya ketika kita bisa dengan ikhlas menerima semuanya.