Kutipan dari Fiersa Besari - Halaman 8

Kalau sampai rindu, aku tidak akan bilang-bilang, aku akan datang. Tidak ada yang berat, selama hati kita masih erat.

Jangan terlalu dalam, nanti susah keluar. Jangan terlalu terikat, nanti susah lepas. Jangan terlalu jatuh, nanti susah berdiri. Jangan terlalu bergantung, nanti susah mandiri. Saling menguatkan, bukan melemahkan.

Kita adalah titik-titik kecil yang terkorelasi oleh Alam Semesta. Duka mereka, duka kita. Sakit mereka, sakit kita. Doa mereka, doa kita.

Tidak usah memedulikan cibiran orang-orang. Nanti, pada masanya, mereka akan mengerti mengapa hati kita begitu keras kepala memperjuangkan.

Dan jangan lupa bahwa Tuhan menciptakanmu berjalan di muka bumi ini untuk sesuatu yang baik, maka berbuat baiklah untuk sesama, melebihi kau berbuat baik untuk dirimu sendiri.

Dan untukmu yang baru saja akan mulai menulis, selalu ingat ini: menulis adalah terapi. Dan kita tidak perlu melakukannya agar terlihat keren dihadapan orang lain, atau berekspektasi punya buku yang diterbitkan penerbit besar.

Hujan dan gebetan itu mirip. Ada yang mengaku suka, tapi hanya memandangnya dari tempat duduk yang hangat, berkata-kata romantis tanpa pernah mau bersinggungan. Ada yang betulan suka, mengalahkan rasa tidak nyaman, langsung berinteraksi dengannya meski berisiko sakit.

Membenci dan mencemburui masa lalu adalah hal yang melelahkan. Kita takkan pernah bisa mengubahnya, kita hanya bisa belajar darinya.

Kalau tiap hari dipamerkan, mungkin ada baiknya mulai dipertanyakan: itu pasangan atau pajangan?

Mau dibungkam dengan cara apa pun, mau disudutkan dengan isu apa pun, kebenaran tetaplah kebenaran. Ia akan hadir dengan caranya sendiri.

Orang pandai takkan memaksakan keyakinannya pada orang lain; orang yang pandai akan menerima perbedaan dan mampu berjalan beriringan dengan mereka yang tidak berprinsip sama.

Ada manusia yg senang diperhatikan tanpa tahu caranya memperhatikan.

Bukankah, perjalanan yang seru itu dilihat dari persahabatan yang kita jalin dengan orang-orang baru? Bukankah, perjalanan yang hebat itu diukur dari seberapa banyak pelajaran yang kita ambil dan seberapa banyak kebaikan yang kita berikan?

Ia sudah terbiasa menunduk, hingga lupa untuk menikmati langit yang kian merah.

Apa artinya sakit jika engkau tak menjadi malaikat penyembuhku?

Saya masih saya yang sama. Caramu menilai saja yang mungkin berbeda.

Kita takkan hidup di planet ini untuk selamanya. Perjuangkan hari esok, berhenti menyesali hari kemarin, tetap tersenyum, bagikan kebaikan.

Latar belakang kita berbeda-beda. Yang kita suka pun tidak selalu sama. Kenapa memaksa seluruh dunia untuk memandang dengan matamu?

Cobaan bukan alasan untuk berhenti mencoba.

Hatimu tempat berlibur. Indah, tapi banyak pengunjungnya. Dan aku harus rela menjadi salah satunya, yang datang sejenak lalu pergi untuk seterusnya mengenang.