Kutipan dari Friedrich Nietzsche - Halaman 2

Bila orang tak dapat bohong, tak berarti ia cinta kebenaran.

Selalu ada hal-hal tak masuk akal dalam cinta. Namun anehnya, hal-hal tak masuk akal tadi selalu memiliki alasan pembenaran.

Mengapa? Untuk apa? Dengan apa? Ke mana? Di mana? Bagaimana? Tidakkah terus bertahan hidup itu suatu ketololan?

Engkau harus membakar diri dalam apimu sendiri; bagaimana mungkin engkau bisa menjadi baru jika engkau tidak menjadi abu terlebih dahulu.

Ketika engkau membenci hal-hal yang menyenangkan dan sofa yang empuk, dan ketika ingin menjauh dari hal-hal yang lembek: di situlah asal-muasal kebajikanmu.

Lebih baik tidak tahu apa-apa daripada tahu banyak hal tapi hanya setengah-setengah.

Digunung-gunung kenyataan Anda akan memanjat sia-sia.

Baru-baru ini kudengar kata-kata ini darinya: "Tuhan telah mati; karena belas kasihannya kepada manusia."

Kalian berkata kepadaku, wahai sahabatku, bahwa selera tidak bisa diperdebatkan? Tapi justru seluruh kehidupan adalah pertentangan antar selera!

Manusia sama halnya dengan pohon. Semakin dia ingin naik, semakin banyak akar-akarnya yang berusaha masuk ke bawah, yakni ke dalam kegelapan, ke dalam kejahatan.

Adalah ambisiku untuk mengatakan dalam sepuluh kalimat apa yang orang lain tulis dalam satu buku.

Lebih mudah memperbaiki hati nurani yang buruk daripada mengatasi reputasi yang hancur.

Jangan percayai mereka yang berkoar terlalu banyak tentang betapa adilnya mereka! Sesungguhnya dalam jiwa mereka, tidak hanya madu yang tidak akan kau dapati.

Jika Anda melihat jauh ke dalam jurang, jurang juga melihat ke dalam Anda.

Tidak ada sesuatu pun yang pernah berhasil dengan baik jika pelaksanaanya tidak di bantu dengan semangat yang kuat.

Saya lelah dengan kebijaksanaan saya, seperti lebah yang telah mengumpulkan terlalu banyak madu.

Tapi, pikiran itu satu hal, sementara perbuatan adalah hal lain, dan pikiran tentang perbuatan adalah hal lainnya lagi. Roda sebab-akibat tidak berputar di antara mereka

Apa yang kita lakukan tidak pernah dipahami, tetapi selalu dipuji dan disalahkan.

Harapan, sebenarnya, adalah yang terburuk dari kejahatan, karena meluasnya penderitaan manusia.

Kesenangan dalam melakukan kejahatan kecil, menghindarkan kita melakukkan kejahatan besar.