Kutipan dari Goenawan Mohamad - Halaman 5
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Goenawan Mohamad. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Goenawan Mohamad
Sastrawan dan pendiri Majalah Tempo dari Indonesia
1941 -
Menampilkan 81 - 100 dari 101 kutipan
Mereka yang terbiasa dengan kekuasaan dan aturan memang umumnya sulit memahami puisi.
Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir.
Sebuah karya kesusasteraan, seperti pernah diibaratkan orang, ialah seorang Raksasa ajaib yang tak akan selesai-selesainya dicincang. Ia hanya bisa kita tangkap apabila kita sanggup menelannya, hingga kita pun menjadi besar secara ajaib karena mengepam Raksasa tadi dalam seluruh diri kita.
Sekolahpun keliru bila ia tidak tahu diri bahwa peranannya tidak seperti yang diduga selama ini. Ia bukan penentu gagal tidaknya seorang anak. Ia tak berhak menjadi perumus masa depan.
Seseorang pernah mengatakan, guna puisi adalah dengan hadir tanpa guna. Ia tak bisa dijual. Ia menegaskan tak semua bisa dijual.
Tentu saja demokrasi, seperti teater, sebenarnya bukanlah proses untuk menemukan kebenaran, melainkan untuk menghadapi kesalahan, dan mengatasinya, terkadang dengan sedih, terkadang dengan tawa.
Yang menyedihkan ialah bahwa tak selamanya terbukti dasar agama bisa menggerakkan hati untuk tidak menindas orang lain; bahkan prinsip itu sering membikin kita merasa paling benar & paling suci, dan seperti mendapatkan lisensi untuk melikuidasikan pendapat & kehadiran orang lain.
Ada sesuatu yang bukan hasil "pikiran", "perasaan", dan "ajaran agama" yang membuat orang berbuat baik untuk orang lain di dunia.
Agama, sebaliknya tidak mengklaim untuk jadi petunjuk praktis pengubah dunia.
Di Indonesia, lambang dengan mudah bisa jadi jimat, semangat bisa dengan gampang jadi takhayul.
Di setiap masa nampaknya selalu ada saat yang tak mudah untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam.
Iman bukanlah mempercayai apa yang terang tanpa mempercayai apa yang gelap.
Kapital selalu ekspansionistis, akan butuh lebih luas wilayah yang belum dirambah mekanisme modal, sampai seluruhnya tertelan dan krisis akan terjadi.
Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas.
Orang yang menjadikan kebenaran tergantung kepada salah seorang ahli ilmu saja, maka orang itu lebih dekat kepada pertentangan.
Pada akhirnya ialah bagaimana hidup dengan cukup informasi.
Saya tahu, penyair selalu mati direduksi orang ramai. Tapi agaknya puisinya selalu bisa membebaskan dirinya.
Sebab dalam doa, kita tahu, kita hanya debu.
Penulis harus paham apa yang ditulisnya. Jangan mengkhotbahi pembaca dan percaya akan ada orang yang tertarik dengan tulisan kita.
Saya teringat sebaris kalimat Sitor Situmorang dalam sajak “Cathedral des Chartres”: “hidup dan kiamat bersatu padu.
Kutipan-kutipan dari Goenawan Mohamad di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.