Kutipan dari Imam Budiman

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Imam Budiman. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Imam Budiman

Imam Budiman

Penulis dari Indonesia

1994 -

Menampilkan 1 - 20 dari 39 kutipan

Pagi menghidang sarapan nasi lembah tanjung berlauk tulang paus bakar dengan sambal akar selada. Siang mengganjal perut demi harum daging karapu. Malam barulah batang ranting kayu disusun-tumpuk untuk seremoni beriring ombak laut dan aroma garam.

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Dan setiba remaja, digiring oleh para tetua untuk ikut membelah badik ombak. Serta diajarkanlah kepada mereka cara menombak paus seukuran bangsalan, melumpuhkan hingga ke tepi dengan lancip mata besi, tidak pengecut selaksa nelayan serakah dengan busuk serbuk mesiu.

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Meluapkan segala ingatan sesuai kesepakatan perjanjian yang per- nah diikrarkan dulu sebelum dijamakkan dengan sebuah ruangan khusus asrama amtsilati para santri sering menyebutnya…

Sumber: Sajak Amtsilati

Mari memesan tiket bus untuk pulang ke desa, kita sudah tak layak hidup di kota mayat ini.

Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Kota Jakart[u]a

Ibu lebih setia merentang jarak di antara lembah dua spasi.

Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi

Di lembar-lembar skripsi, kucari-cari sisa wajah ibu

Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi

Sebab ada beberapa larik puisiku yang terus mengepakkan sesayapnya untuk mendoakan setiap pagi, saat sekawanan puisi itu bersua dengan udara bumi yang berhembus dari timur maka, di situlah aku kembali ada

Sumber: Meninggal Dunia

Jikalau nantinya aku benar-benar ditetapkan oleh sangmaha untuk rebah menyatu dengan tanah yang membasah, kain kafan, serbuk cendana dan juga nisan batu serta sepasang kamboja yang ditanamkan di atasnya, maka perkenankanlah bait-bait puisiku tumbuh berkembang dalam hatimu tidak lama, hanya untuk beberapa waktu saja

Sumber: Meninggal Dunia

Seperti biasanya malam di sepertiga arah pendek jarum jam separuh menengadah ke arah kiri tepat detik terakhir angka enam terbalik bersama menuju mushalla dengan sisa iringan tawa yang belum ter- tuntaskan semenjak memijakkan

Sumber: Sajak Amtsilati

Serta ia pun menjadi sepetak medan nostalgia, pertemuan dua arus yang mengandung jutaan janin kasih dan sayang diantara ceruk-ceruk palung paling gulita.

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Tersandar lelah berpencar ke pojokpojok sudut rumah Tuhan saling bertatap hadapan; tak bercakap, menggerutu, bergurau sia, apalagi bercerita ria dengan ceritacerita konyol murahan kami riuh menyetorkan hapalan, kawan!

Sumber: Sajak Amtsilati

Di sela kata, ia mengintip dengan tatap yang entah.

Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi

Mati dan bermakam di sepanjang halu garis pantai.

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Mengartikan sekian perjalanan dari jalan-jalan coklat setapak pucuk pandang, gunung meratus menghamba-ngemis langit

Sumber: Kampung Halaman

Dasar laut sepaling samudera tengah semedi untuk sedemikian sabda, demi meredam dengan tabah segala keributan di atas dunia berkabut fana. Ia tiada ingin bersegera untuk menumpahkan kekesalannya dengan memuntahkan berkubik- kubik air bah dari tenggorokanya yang mulai terasa bara.

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Sesaat kala sampan belum sampai kita labuh ke handil kita artikan setiap deru anak-anak angin perkampungan ini

Sumber: Kampung Halaman

Ya, walau tubuh ini sudah tak bergerak pasrah dilayapi gelap paru-paru yang hilang fungsi dan jantung yang enggan lagi memompa tidak mengapa, tidak perlu khawatir.

Sumber: Meninggal Dunia

Di celah waktu, ia mendoakan meski tiada kabar.

Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi

Hariba ini, aku ingin menyusu pada tubuh laut yang cemburu dan pulas terlelap dalam kantung mata ibu purnama yang gaharu

Sumber: Membaca Kitab Arkais Laut

Lalu lepaskanlah, biarkan ia mencari hakikatnya sendiri tanpa ditunjuki arah mata angin sekalipun.

Sumber: Meninggal Dunia

Kutipan-kutipan dari Imam Budiman di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka