Kutipan dari Iwan Fals - Halaman 2

Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal.

Pada tanah yang sama kita berdiri, pada air yang sama kita berjanji, karena darah yang sama jangan bertengkar, karena tulang yang sama usah berpencar.

KPK kerja lumayan banyak yang ditangkep-tangkepin kan. Kalau saya baca FB, twitter serem juga orang marah-marah pada koruptor. Begal aja dibakar massa, masa koruptor dapat red carpet.

Jalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karang.

Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang.

Kita hidup mencari bahagia, harta dunia kendaraannya bahan bakarnya budi pekerti, itulah nasehat para nabi.

Ternyata, banyak hal yang tidak selesai dengan amarah.

Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan.

Kenapa bumi harus dipecah? Kenapa langit dibelah-belah? Harus ada yang menyatukan, harus ada kesadaran tuk bersatu Hidup ini sementara, kenapa mesti saling menyakiti.

Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku.

Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam.

Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang.

Urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau.

Keinginan adalah sumber penderitaan, Tempatnya didalam pikiran. Tujuan bukan utama Yang utama adalah prosesnya.

Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani.

Jangan goyah percayalah teman perang itu melawan diri sendiri, selamat datang kemerdekaan kalau kita mampu menahan diri.

Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari.

Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara.

Aku disampingmu begitu pasti, yang tak kumengerti masih saja terasa sepi.

Anjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamu.