Kutipan dari Pidi Baiq - Halaman 8

Cinta kepada seseeorang adalah urusan perasaan, jika engkau ingin mendapatkannya, segera menjadi urusan pemikiran.

Kalau kamu galau, kamu sedang menikmati keresahanmu, bukan sedang menyelesaikannya.

Aku bingung mana yang lebih menyayangi anak-anak. Mungkin Kak Seto, tapi Syekh Puji tidak cuma bicara, dia menikahinya.

Anak itu, waktu membuatnya tegang, waktu menunggu kelahirannya juga tegang.

Jangan marah-marah. Marah bikin susah. Kalau mau marah-marah, masuklah kau ke dalam tanah.

Kalau tujuan kuliah adalah untuk bekerja, ya setuju, bekerja menyelesaikan tugas kuliah.

Tidak ada satu pun manusia yg ingin dihina, aku juga, tetapi ketika aku ingin dipuji aku merasa sedang menghina diriku sendiri.

Tirani Kekuasaan sering akan menyalahkan Kebenaran apabila hal itu dianggap merongrong.

Kalau ingin aman berjalan di tengah malam, kau jangan berjalan merangkak seperti seorang maling.

Kalau kamu benar, jangan merasa paling benar. Aku pun kalau salah, tidak akan merasa paling salah.

Kau akan mati, apa sebelum itu, supaya berguna saat di bumi.

Ketika kau masuk ke dalam kepalaku, kau hanyalah image yang sesungguhnya tidak lebih indah seperti yang kubayangkan.

Membalas dengan tidak mengakui dia sebagai anakmu, kukira itu lebih adil daripada mengutuknya menjadi batu.

Mungkin ada orang yang menulis untuk mengatakan kata hatinya, maafkan aku kalau salah, karena aku menulis untuk mndengarkan kata hatiku.

Pikiran sesungguhnya bisa berperan mengubah perasaan menjadi ringan, juga sebaliknya.

Sekikir-kikirnya manusia, pasti akan memberi makan toilet.

Untuk berkembangnya sebuah kebudayan, dibutuhkan seorang pemberontak.

Lagu yang dia bikin untuk mengacu pada selera umum akan tercerabut dari kemauannya sendiri.

Manusia selalu ingn punya tempat khusus, bahkan hanya untuk tinjanya.

Manusia tidak bisa terbang seperti burung karena bisa membuat pesawat terbang.