Kutipan dari Putu Felisia - Halaman 4

Kau memang berhak menyukai seseorang. Tapi kau tidak bisa memaksa orang menyayangimu.

Kau tahu dan terus berpura-pura, itu sangat sakit, bukan?

Kau tidak akan pernah tahu apa yang dapat dilakukan oleh takdir.

Ketika kamu telah membuat keputusan, maka apa pun hasilnya kamu harus mempertanggungjawabkannya.

Kita semua suka melihat orang dari kulit luarnya saja, bukan?

Manusia itu sangat egois kan?

Melajang atau menikah sama saja. Asalkan kamu bahagia.

Memangnya ada obat untuk penyakit perasaan?.Tentu saja ada. Tuhan telah menciptakan obat yang sangat ajaib. Bukan hanya menyembuhkan, tapi juga melindungi, menyejukkan. Cinta.

Mengapa manusia tidak mau menyayangi bumi yang telah merawat mereka sejak lahir?

Menikah itu bukan hanya sekedar akhir bahagia. Tapi tumbuh bersama.

Menikah itu mengenai dua orang yang akan membina kehidupan baru. Bukan seperti pacaran. Kamu harus benar-benar mengenalinya, karena bisa saja dia manis saat pacaran tapi baru terlihat benangnya ketika menikah.

Menjelang menikah, orang memang gampang gelisah, bagaimanapun kau harus istirahat.

Namun dalam hidup, seringkali kita harus memilih. Kita tidak mungkin memiliki selamanya.

Pernah mencintainya, lalu dilupakan begitu saja, rasanya amat menyakitkan.

Pria mengatakan bahwa wanita adalah mahluk yang sulit dimengerti. Tapi sebenarnya kita, para wanita juga merasa mereka mahluk yang rumit.

Setiap manusia punya tanggung jawab melindungi diri sendiri. Masa depan itu misteri.

Tapi semua orang bilang cinta akan datang dengan sendirinya. Karena dalam negeri dongeng, pangeran dan putri bertemu tanpa mengenal cinta dulu. Tapi akhirnya mereka akan jatuh cinta dan hidup bahagia selama-lamanya.

Terlalu protektif tidak sehat untuk hubungan.

Tidak ada yang tahu tentang masa depan, termasuk dirinya sendiri.

Waktu adalah segalanya. Waktu bisa memberi luka. Namun dia juga menyembuhkan.