Kutipan dari Ruwi Meita
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Ruwi Meita. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Ruwi Meita
Penulis dari Indonesia
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Menampilkan 1 - 20 dari 76 kutipan
Kata orang, karya anak kecil dan karya seniman terkenal kadang tak bisa dibedakan. Hanya saja, seorang seniman punya konsep, sementara anak kecil punya kebahagiaan.
Tangan Pak Sidi sangat aneh. Pucat dan retak. Kuku-kukunya kotor dan berwarna biru gelap. Seperti racun. Aku menelan ludah, tanganku bergetar. Suara kertas yang bergesek semakin membuatku gelisah.
Memanah bisa berarti dua hal: kamu bisa bermeditasi saat memanah atau kamu bisa membunuh seseorang dengan panahmu.
Dari arah jendela, terdengar suara kaca digores. Aku menoleh dan menemukan wajah sangar dengan kuku tajam.
Pernahkah pelangi menangis karena hujan dan langit mau mewarnainya? Jika sempat, tolong katakan pada hujan untuk menitik satu kali pada tiga puluh tahun kesunyian ujung pelangi yang tak terbatas. Mungkin saja asa yang tersesat menemukan jalan pulang dan darah tak harus pada telapak tangan yang beku.
Pembunuh sadis suka menyisipkan ejekan pada penontonnya. Kitalah penontonnya.
Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Kamu pikir dunia tidak akan peduli saat kamu terpuruk. Mungkin memang benar. Tapi kamu juga harus melihat jika ada orang-orang yang peduli denganmu. Jangan tolak mereka.
Saat kancing bajumu hilang, kamu memiliki dua pilihan: menjahit kancing baju yang baru atau tidak lagi memakai baju itu. Kamu bisa saja tetap memakai baju itu dengan mengabaikan kancing yang hilang. Tapi, itu bukan pilihan. Itu pengabaian karena kamu membiarkan dirimu ikut hilang. Sekaligus.
Laki-laki tak bisa tidur karena dua hal; karier dan perempuan.
Mata adalah terang tubuh. Jika mata mulai redup maka reduplah dunia.
Segala hal yang bersifat overdosis hanya akan membawa kerugian.
Almanak itu seharusnya tidak boleh keluar dari dalam kamar. Sekali keluar, maka dia tidak bisa dihentikan. Pada mulanya almanak itu akan memberimu keuntungan, sampai akhirnya kamu terus ketagihan untuk terus melakukan perjalanan waktu. Padahal ada harga yang harus dibayar dalam tiap perjalanan itu.
Dendam lebih indah dari penantian?
Kamu berusaha membuang jauh semua bintang-bintangmu tetapi kamu tidak menyadari bahwa selalu ada yang tertinggal di dalam hatimu. Ada yang bilang biarlah rindu menjadi rindu.
Kutengok kepalaku ke kiri dan aku menyesalinya. Aku berusaha berpaling, tapi sudah tidak bisa. Separuh wajah nenek-nenek tampak sedang mengintaiku dari ujung lorong. Matanya menatapku tajam. Rambut putihnya menjuntai sampai lantai. Teksturnya aneh. Setelah kuperhatikan rambut nenek itu memang dari pasir, yang mengucur dari atas kepala sampai ke lantai tanpa pernah habis.
Buatlah kenangan yang baru dan jangan putus asa untuk terus membuat yang baru, meski rasanya seperti menyalakan api pada kayu yang basah!
Bukan tempat yang membuatmu tenang tapi dirimu sendiri. Bukan tempat yang mengontrol hidupmu namun dirimu sendiri.
Kau sang penjelajah waktu. Hanya kau sang empunya masa. Bukalah lembaran kayu. Pada suatu ketika waktu beku. Semua bisa terjadi saat kau… TERKUTUK.
Marah itu ada dua; membangun dan menghancurkan.
Memulai sesuatu memang berat. Percayalah setelah kamu memulai kamu akan sadar bahwa ini tidak seberat yang kamu bayangkan.
Kutipan-kutipan dari Ruwi Meita di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.