Kutipan dari Seno Gumira Ajidarma - Halaman 2

Ternyata kamu bohong, kamu tidak mencintaku.

Aku ingin yakin bahwa kamu memang cinta padaku. Aku harus yakin kamu memang cinta, kamu memang sayang, kamu memang selalu memikirkan aku. Apakah kamu selalu memikirkan aku? Katakan padaku kamu cinta, cinta, cinta.

Atau, apakah didunia ini sebetulnya seperti didalam amplop ya Sukab, dimana kita tidak tahu apa yang berada di luar diri kita, dimana kita merasa hidup penuh dengan makna padahal yang menonton kita tertawa-tawa sambil berkata, “Ah, kasihan betul manusia.” Apakah begitu Sukab, kamu yang suka berkhayal barangkali tahu.

Hidup ini memang penuh dengan rahasia.

Sudahlah. Tidak ada gunanya. Aku akan segera berangkat, dan tidak akan pernah kembali lagi. Tidak usah sedih. Tidak ada yang patut disesali. Selamat tinggal.

Jalani saja apa rencana hidupmu.

Kenapa, sih, kamu selalu begitu?, selalu begitu bagaimana? Selalu membutuhkan pernyataan.

Aku cinta padamu. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau berpisah denganmu.

Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri, satu-satunya hal yang membuat kita ada.

Apakah kebahagian harus negatif?

Betapa tidak akan menguji ketabahan, jika sesuatu yang sudah seolah-olah seperti cinta masih juga tidak memberi jaminan kebahagiaan?

Hidup mempertemukan kita dengan seseorang, lantas memisahkannya lagi.

Masalahnya bukan aku bisa percaya atau tidak. tapi kamu itu bisa dipercaya atau tidak.

Dan terang itu bukan milik kita.

Kamu tidak pernah bisa percaya padaku?

Janganlah kau tinggalkan aku, kekasihku. Jangan sekali-sekali kau berpikir untuk meninggalkan aku.