Kutipan dari Gede Prama - Halaman 2

Dalam kamus orang-orang yang sudah memasuki keheningan, sekaya apapun anda akan tetap miskin tanpa rasa berkecukupan.

Hidup mirip dengan sekolah. Ketika badai datang, itu tandanya sedang ulangan umum. Begitu selesai, kita naik kelas.

Inti pencerahan adalah tidak tersentuh. Tidak marah ketika dimaki, tidak sombong tatkala dipuji. Tidak melekat pada kabahagiaan dan tidak menolak kesedihan.

Kapan saja kegelapan ketidaktahuan di dalam meledak, di sana mekar bunga indah cinta, kebaikan, belas kasih.

Derita bukan kutukan, ia cara sang jiwa mengetuk manusia.

Kedamaian adalah senyuman penuh penerimaan di sepanjang perjalanan.

Masalah hanyalah permainan pikiran yang sibuk mondar-mandir kedepan dan belakang.

Kesedihan adalah bab penting dalam buku kehidupan yang tidak mau dibaca oleh banyak orang.

Ada rahasia yang disembunyikan di nafas.

Kesedihan memang tidak enak, tapi berlimpah pelajaran dan bimbingan yang tersedia di sana.

Tidak hanya kedamaian yang memperkuat kehidupan, bencana juga memperkuatnya kemudian.

Ada banyak jalan menuju puncak gunung kehidupan, namun hanya ada satu puncak: cinta.

Belahan jiwa adalah ia yang bisa melihat kemarahan Anda sebagai lumpur yang sedang berevolusi menjadi bunga lotus.

Bila orang biasa menakuti cobaan, orang bijaksana mengolah cobaan menjadi pencerahan.

Ia yang di dalamnya kepalsuan bahkan di surga pun berjumpa kepalsuan. Ia yang di dalamnya keindahan, bahkan di neraka pun berjumpa keindahan.

Ikhlas bisa berarti berhenti berusaha mengerti. Dan tetap aman, nyaman, bahkan ketika tidak tahu.

Jika orang biasa melaksanakan cinta karena rindu surga, orang yang sudah mengalami ledakan di dalam menemukan surga dengan melaksanakan cinta.

Sebagian hidup berada di luar jangkauan logika. Di bagian tersebut, hanya keikhlasan yang bisa menundukkannya.

Semiskin apapun anda, akan tetap kaya kalau hidup berkecukupan.

Di setiap peristiwa ada keindahan.