Kutipan dari Soekarno - Halaman 6

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Soekarno. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Soekarno

Soekarno

Presiden pertama Indonesia

1901 - 1970

Menampilkan 101 - 120 dari 177 kutipan

Saudara-saudara dan rombongan-rombongan: Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara-saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!

Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.

Aku menjatuhkan hukuman mati namun aku tak pernah mengangkat tangan untuk memukul mati seekor nyamuk sebaliknya aku berbisik kepada binatang itu “hayo, nyamuk, pergilah jangan kau gigit aku”

Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar

Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti kursi-kursi yang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satu jiwa, maka kita pada waktu itu memikirkan dasar statis atau dasar dinamis bagi bagsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri.

Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu? Yang saya namakna Marhaen itu adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme.

Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!” Aku bukan lagi melihat mata manusia Aku melihat Indonesia

Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia

Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.

Bahwa kami bukan lagi penduduk kelas kambing yang berjalan menyuruk-nyuruk dengan memakai sarung dan ikat kepala merangkak-rangkak seperti yang dikehendaki oleh majikan-majikan kolonial di masa silam

Sumber: Di: Cindy Adams - Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965)

Memang Zaman imperialisme modern mendatangkan kesopanan, mendatangkan jalan-jalan tapi apakah itu setimbang dengan bencana yang disebabkan oleh usaha-usaha partikulir itu?

Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi 'Perkakasnya Tuhan', dan membuat kita menjadi 'hidup di dalam roh'.

boleh jadi ini secara kebetulan bersamaan boleh jadi juga pertanda lain. Akan tetapi kedua belahan dari watakku itu menjadikanku seorang yang merangkul semuanya.

Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar

Jikalau aku mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan Aku mendengarkan Indonesia

Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia

Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura dan bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah saudara-saudara dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, maka Marhaen tidak harus mengikhtiarkan Indonesia merdeka, tidak saja harus mengikhtiarkan kemerdekaan nasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaan nasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.

Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal yang lumrah.

Dua sifat yang berlawanan Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet Aku bisa keras dan laksana baja dan aku bisa lembut berirama

Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar

Ini adalah kesewenang-wenangan dengan mempergunakan undang-undang sebagai sendjata.

Jika tiap-tiap orang Indonesia yang tujuh puluh milyun ini lebih dahulu merdeka di dalam hatinya, sebelum kitra mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka. Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita ! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet - Rusia merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet - Rusia satu per satu.

Ibu katakan kepadamu, kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita. Karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi di saat fajar mulai menyingsing

Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar

Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut Aku mendengarkan Indonesia

Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia

Kutipan-kutipan dari Soekarno di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka