Kutipan dari W.S. Rendra - Halaman 2

Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat. Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan.

Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.

Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit, dan anak kita akan lahir di cakrawala.

Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan. Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.

Hidup macam apa ini! Orang-orang dipindah kesana ke mari. Bukan dari tujuan ke tujuan. Tapi dari keadaan ke keadaan yang tanpa perubahan.

Malam dan wajahku adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara.

Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua pergi ke selatan.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran? Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.

Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya

Aku berontak dengan memandang cakrawala.

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing. Diktat-diktat hanya boleh memberi metode, tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.

Aku gentayangan bagai kelelawar. Tidak gembira, tidak sedih. Terapung dalam waktu.

Angin membawa bau baju mereka. Rambut mereka melekat di bulan purnama. Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, mengandung buah jalan raya.

Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi Ketidakpastian merajalela.

Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan yang terjadi dari keringat matahari tanpa kemantapan hati rajawali mata kita hanya melihat matamorgana

Rakyat marah, pemerintah marah, semua marah lantaran tidak punya mata.

Sepi dan tidur, tidur dan sepi sepi tanpa mati, tidur tanpa mati rebahlah sayang, rebahkan dukamu ke dadaku.

Rajawali terbang tinggi memasuki sepi memandang dunia rajawali di sangkar besi duduk bertapa mengolah hidupnya

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh Hidup adalah untuk mengolah hidup bekerja membalik tanah memasuki rahsia langit dan samodra serta mencipta dan mengukir dunia.

Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan.