Kutipan dari W.S. Rendra - Halaman 4

Orang-orang miskin di jalan, yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan, yang diledek oleh impian, janganlah mereka ditinggalkan.

Rajawali terbang tinggi membela langit dengan setia dan ia akan mematuk kedua matamu wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka

Suka duka kita bukanlah istimewa kerana setiap orang mengalaminya

Awan bergoyang, pohonan bergoyang antara pohonan bergoyang malaikat membayang dari jauh bunyi merdu loceng loyang

Bila kamu remehkan mereka, di jalan kamu akan diburu bayangan. Tidurmu akan penuh igauan, dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. Bumi kita adalah kehormatan. Bumi kita adalah juwa dari jiwa. Ia adalah bumi nenek moyang. Ia adalah bumi waris yang sekarang. Ia adalah bumi waris yang akan datang.

Hari pun lengkap malam ketika menutup matanya

Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Ia sudah tua luka-luka di badannya

Kita menjadi goyah dan bongkok kerna usia nampaknya lebih kuat dr kita tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.

Lunglai – ganas karena bahagia dan sedih, indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana.

Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya. Tak bisa kamu abaikan.

Akan menulis sajak-sajak lagi. Rasa berdaya tidak bisa mati begitu saja.

Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.